Sentra Tani merupakan nama yang menginspirasikan agar kegiatan usaha Sang Guru mudah dijumpai di dunia online yang semakin marak sebagai sarana publikasi yang didukung oleh teknologi terkini.
Sang Guru bukanlah sosok yang spesial buat pembaca yang budiman, nama Guru diambil dari julukan rekanannya yang datang yang senantiasa bercanda ria berbagi wejangan dan nasihat dalam ikhtiar mencari nafkah yang MENENANGKAN hati di dunia dan untuk mengingatkan akhirat. Julukan tersebut baik, mudah-mudahan sebaik maknanya.
Guru, dahulu seorang anak desa yang merantau ke kota dengan harapan bisa mendapatkan kecukupan harta. Dengan beralih profesi dari buruh di pabrik, menjadi sopir bahkan menjadi marketing incenerator (pembakar sampai medis) bersama seorang insinyur dari perguruan tinggi terkemuka di Negeri ini.
Setelah berumah tangga, sang Guru memilih untuk hidup sederhana di kampung halaman. Bersama istri tercintanya yang senantiasa sabar merawat Ibu dari Guru yang kini sedang sakit.
Guru yakin kepada Allah Ta'ala yang ada di langit yang menghamparkan rizki termasuk untuk diri sang Guru dan keluarganya meskipun hanya di depan halaman rumahnya yang sederhana.Dengan sedikit ikhtiar, berdoa ... terlebih lagi doa yang dipanjatkan pusaka hidup, yakni doa sang Ibu. Sang Guru senantiasa mengingatkan kita semua untuk gemar bersadaqah, baik dengan berdzikir hati ini, dengan lisan mengucapkan pujian kepada Allah Ta'ala dan mendorong kita agar gemar berbagi dan meninfakkan rizkinya di jalan Allah Ta'ala. Niscaya Dia akan menggantinya, yakinlah!!!
Sang Guru bukanlah sosok yang spesial buat pembaca yang budiman, nama Guru diambil dari julukan rekanannya yang datang yang senantiasa bercanda ria berbagi wejangan dan nasihat dalam ikhtiar mencari nafkah yang MENENANGKAN hati di dunia dan untuk mengingatkan akhirat. Julukan tersebut baik, mudah-mudahan sebaik maknanya.
Guru, dahulu seorang anak desa yang merantau ke kota dengan harapan bisa mendapatkan kecukupan harta. Dengan beralih profesi dari buruh di pabrik, menjadi sopir bahkan menjadi marketing incenerator (pembakar sampai medis) bersama seorang insinyur dari perguruan tinggi terkemuka di Negeri ini.
Setelah berumah tangga, sang Guru memilih untuk hidup sederhana di kampung halaman. Bersama istri tercintanya yang senantiasa sabar merawat Ibu dari Guru yang kini sedang sakit.
Guru yakin kepada Allah Ta'ala yang ada di langit yang menghamparkan rizki termasuk untuk diri sang Guru dan keluarganya meskipun hanya di depan halaman rumahnya yang sederhana.Dengan sedikit ikhtiar, berdoa ... terlebih lagi doa yang dipanjatkan pusaka hidup, yakni doa sang Ibu. Sang Guru senantiasa mengingatkan kita semua untuk gemar bersadaqah, baik dengan berdzikir hati ini, dengan lisan mengucapkan pujian kepada Allah Ta'ala dan mendorong kita agar gemar berbagi dan meninfakkan rizkinya di jalan Allah Ta'ala. Niscaya Dia akan menggantinya, yakinlah!!!
Langganan:
Postingan (Atom)
